Category Archives: News

Bermasalah,101 Ijazah Akan Ditarik

Ceroboh.Sebanyak 101 ijazah terbitan SMAN 2 Ponorogo tahun ini bermasalah akibat kekeliruan pengisian nilai sekolah dan nilai ujian nasional.Pun, perbedaan juga terjadi pada pengolahan nilai akhir. ”Kami baru tahu saat ijazah itu digunakan untuk pendaftaran mahasiswa baru.Ternyata banyak kesalahannya,”terang Wandi,salah satu orang tua siswa,kemarin(31/5).
Menurut dia,ada tujuh mata palajaran yang perhitungan nilai sekolah anaknya keliru.Mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi,misalnya,nilai rata-rata rapor 7,95 dan nilai ujian sekolah 7,53.Pada isian akhir nilai sekolah tertulis angka 7,70.Mestinya,kata Wandi,7,74 yang didapat dari nilai rata-rata rapor ditambah nilai ujian sekolah lalu dibagi dua. Kekeliruan penghitungan juga terjadi pada enam mata pelajaran yang lain.”Pembulatan koma itu kan juga ada aturannya,masak selisihnya seperti itu,”ungkapnya.
Tak pelak,kesalahan hitung itu berdampak pada pengolahan nilai akhir yang didapat dengan komposisi 40 persen nilai sekolah dan 60 persen nilai unas. Wandi lantas menunjuk mata pelajaran sosiologi anaknya yang di isian nilai sekolah tertulis 7,50.Padahal, seharusnya 8,04.Di isian nilai unas juga terjadi kesalahan,tertulis angka 8,20 yang seharusnya 8,60. ”Akhirnya berpengaruh pula ke penghitungan nilai rata-rata mata pelajaran,”tegas Wandi.
Dia khawatir kesalahan itu bakal mengurangi legalitas ijazah siswa.Padahal,ijazah termasuk dokumen penting untuk melanjutan pendidikan dan melamar pekerjaan. Wandi dan sejumlah orang tua siswa lainnya berharap pihak sekolah segera menarik ijazah yang keliru nilai itu dan menggantinya.Apalagi,kebanyakan siswa saat ini sedang berkonsentrasi mengikuti penerimaan mahasiswa baru.”Jangan sampai karena kekeliruan yang bukan disebabkan siswa menggugurkan keabsahan ijazah untuk mendaftar ke perguruan tinggi atau melamar kerja,” tandas PNS di Pemkab Ponorogo itu.
Kepala SMAN 2 Ponorogo Sugeng Subagyo membenarkan terjadinya kekeliruan pengisian nilai pada 101 ijazah yang dikeluarkan sekolahnya.Ijazah itu semuanya milik siswa jurusan ilmu pengetahuan sosial.”Semua milik siswa jurusan IPS dan kami sudah beritahukan kepada siswa soal kekeliruan itu,”terangnya.
Sugeng mengakui kekeliruan itu disebakan salah tulis tenaga teknis pengisian nilai ijazah.Nilai mata pelajaran sosiologi dimasukkan ke mapel geografi. Sebaliknya,nilai mata pelajaran geografi dimasukkan pada sosiologi.”Hanya dua mata pelajaran itu saja yang keliru,kalau soal perbedaan selisih angka koma itu karena faktor pembulatan,”kilahnya.
Sugeng berjanji segera menarik 101 ijazah yang keliru itu dan menggantinya.Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan dinas pendidikan kabupaten dan provinsi terkait penarikan itu.”Dinas menyetujui,makanya dalam waktu dekat segera kami tarik dan menggantinya,”tegas Sugeng.

Aktivis 1998: Dulu dan Kini

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gerakan rakyat tahun 1998 tak akan berhasil menggulingkan Suharto tanpa peran mahasiswa dan aktivis. Empat mahasiswa Elang Mulya Lesmana, Hafidhin Royan, Hery Hertanto, dan Hendriawan Sie, gugur pada Tragedi 12 Mei 1998.

Siapa saja aktivis 1998, dan apa yang mereka lakukan kini? Inilah mereka, di antaranya:

Pius Lustrilanang
1998: Aktivis LSM yang diculik pada 4 Februari 1998. April 1998, Pius menjadi orang pertama yang berani menceritakan tentang penculikannya. Pengakuan ini menyebabkan dia harus mengungsi ke Belanda demi keamanan. Belakangan diketahui penculikan dilakukan oleh Komando Pasukan Khusus yang dipimpin Prabowo Subianto. (Tempo)

Sekarang: Politikus Partai yang dipimpin Prabowo, Gerindra. Anggota DPR periode 2009-2014 ini terancam dipecat dari partainya karena mendukung pembangunan gedung baru DPR. (sumber)

Heru Cokro
Dulu: Koordinator lapangan dalam pendudukan Gedung DPR/MPR pada Mei 1998.

Kini: Pengusaha di bidang konsultasi manajemen, anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

Rama Pratama
1998: Ketua Senat Mahasiswa Universitas Indonesia 1997-1998.

Kini: Politikus Partai Keadilan Sejahtera. Disebut-sebut oleh terpidana korupsi Abdul Hadi Jamal dalam sidang suap proyek dermaga di Indonesia Timur. (Tempo)

Munir Said Thalib
1998: Pemimpin Komite untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan. Munir membela para aktivis yang diculik, salah satunya adalah Pius Lustrilanang. (Tempo)

Kini: Diracun di udara dalam penerbangan menuju Belanda, 7 September 2004. Dalang pembunuhnya masih gelap.

Andi Arief
1998: Ketua Senat Mahasiswa Fisip UGM 1993-1998, juga menjadi Ketua Umum Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi Cabang Yogyakarta tahun 1996. Aktivitasnya ini menyebabkan dia diculik oleh Komando Pasukan Khusus yang dipimpin Prabowo Subianto. (Tempo)

Kini: Staf khusus presiden bidang bantuan sosial dan bencana.

Taufik Basari
1998: Aktivis dan mahasiswa fakultas hukum Universitas Indonesia.

Kini: Pengacara kasus-kasus pelanggaran HAM. Tim pengacara Bibit dan Chandra, koordinator tim advokasi lumpur lapindo.

Sebut Ruhut Pelawak, Mahfud MD Diprotes Doyok

Gara-gara dikabarkan melaporkan Muhammad Nazaruddin ke Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD terlihat perseteruan dengan politisi Demokrat, Ruhut Sitompul.

Dua tokoh ini saling lempar pertanyaan dan sindiran. Salah satunya, Mahfud MD menyebut Ruhut ‘pelawak’. Namun, gara-gara ini, mantan politisi PKB itu malah diprotes pelawak sungguhan.

“Saya mendapat protes dari Doyok anggota group Srimulat yang mendukung langkah saya,” kata Mahfud MD dalam acara Pelantikan dan Rapat Pengurus Ikatan Keluarga Alumni UII, DPW DIY, Sabtu, 28 Mei 2011

Kata dia, Doyok tak terima disamakan dengan Ruhut. Dijelaskan dia, pernyataannya bahwa Ruhut ‘pelawak’, diartikan, apa yang dikatakan Ruhut akan hilang manakala orang terbangun dari tidur. “Jadi tidak perlu dilayani apa yang dikatakan Ruhut, namun terkadang saya juga terpancing,” tandasnya sambil tersenyum.

Sebelumnya, Ruhut Sitompul, menuduh Mahfud MD mencari popularitas terkait laporannya kepada Susilo Bambang Yudhoyono soal Nazaruddin. Mahfud melaporkan Nazaruddin atas kasus pemberian uang sejumlah SG$120 ribu kepada Sekretaris Jenderal MK Janedjri M Gaffar.

“Masak numpang popularitas sama Nazaruddin. Jangan cari forum untuk jadi calon presiden Pemilu 2014,” kata Ruhut. Anggota Komisi III DPR itu terang-terangan mencurigai motivasi Mahfud melapor ke SBY. “Kita kan negara hukum. Kenapa Mahfud tidak lapor polisi, jaksa, KPK? Apalagi Mahfud adalah Ketua MK dan profesor di bidang hukum,” cecar Ruhut. Mahfud menaggapi tudingan Ruhut itu dengan santai. “Saya tidak sebodoh Ruhut,” kata Mahfud dalam pesan tertulisnya kepada VIVAnews, Sabtu, 21 Mei 2011. “Sebaiknya Ruhut bertanya langsung kepada Pak SBY, kenapa saya melaporkan kasus yang melibatkan Nazaruddin itu kepada Pak SBY,” imbuhnya

Insiden Coret Bendera Dikecam di Jejaring Sosial

Insiden coretan pada bendera merah putih yang dibawa oleh pelajar SMA dalam konvoi di Jl. Gubernur Suryo depan Gedung Negara Grahadi dikecam warga Surabaya di jejaring sosial. Dalam grup twitter @SSFM100 dan Facebook E100 yang dikelola Suara Surabaya Media, dominan kecaman terhadap aksi itu.

Di grup twitter @SSFM100, tidak terhitung twit yang berisi kecaman, bahkan meminta pelajar yang melakukan aksi itu dihukum berat. Diantaranya twit @cesmoces yang menuliskan SMA coret2 baju silakan, toh baju kalian sendir, tp pencoretan bendera, jelas sdh di luar batas toleransi, itu milik bangsa.

Juga yang ditulis @superbejoAC : Onok maneh kelakuan arek SMA iki!!!Dididik dimana?Dibesarkan dimana?Baru lulus SMA malah corat coret Bendera…! *prihatin rek

Diantara twips juga ada yang mendesak pihak kepolisian mengusut mereka yang mencorat-coret bendera ini. @zramadhani : Yang nyoret2 bendera indonesia ditangkep aja pak polisi! Bendera dijatuhin ke tanah aja udah gak boleh, ini malah dicoret2.

Beberapa twips mencoba menyikapi insiden ini dengan bijak dan mengkritisi sistem pendidikan yang menciptakan perilaku seperti ini, seperti yang diungkap @adipravda : Insiden bendera hrs ditanggapi scr arif. Tanya&dengar suara mrk.Mgkn itu bentuk protes thdp negara dgn sistemUNAS-nya.

SUDJIWO TEDJO budayawan yang juga seniman eksentrik juga ikut berkomentar lewat twitternya : @sudjiwotedjo : Korupsi jauh lebih menghina negara ketimbang nyorat-nyoret bendera!!!!Stop kemunafikan!

Sementara itu, status Facebook E100 yang menampilkan foto hasil bidikan JUMADI pendengar Suara Surabaya, sampai dengan berita ini ditampilkan sudah ada 239 orang yang berkomentar. Rata-rata juga berisi kecaman.

Diantaranya komentar Avie Heru : Euphoria yang berlebihan…harus ditindak tegas…supaya anak2 ini bisa berfikir lebih baik lagi…mau jadi generasi apa klo tidak bisa menghargai bendera bangsanya sendiri….*sangat prihatin*

“Waspadai NII, Awasi Ekskul Tertutup!”

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto menghimbau seluruh kepala suku dinas dan kepala sekolah tingkat SMA dan SMK/sederajat untuk lebih memantau aktivitas ekstrakurikuler yang sifatnya tertutup. Hal itu sebagai tindakan preventif gerakan-gerakan menyusup Negara Islam Indonesia (NII) di kalangan siswa.

Taufik mengaku khawatir, apabila pengawasan lemah, para siswa akan dimasuki paham-paham NII yang keliru.

“Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam ruangan-ruangan di tempat yang tidak terkontrol langsung perlu dipantau lebih jauh, baik di dalam atau di luar sekolah,” kata Taufik, Jumat (29/4/2011), usai rapat paripurna dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI, di gedung DPRD, Jakarta.

Upaya pemantauan tersebut perlu dilakukan secara lebih intensif mengingat pergerakan NII sudah semakin menyebar di sekitar Jakarta. Polda Metro Jaya bahkan sudah memetakan 11 pusat pergerakan NII di Jakarta. Dari sebelas titik tersebut sebagian besar berada di daerah pinggiran atau suburban, seperti Jakarta Selatan, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Wilayah suburban dinilai lebih mudah dimasuki pemahaman NII karena warganya yang tidak sesibuk wilayah pusat kota. Taufik mengingatkan, di masa menjelang pengumuman nilai UN, ada rentang waktu yang sangat lama sehingga rawan bagi siswa terkena pergerakan NII.

“Oleh karena itu, penting juga bagi sekolah menyediakan tempat kegiatan ekstra yang sifatnya lebih terbuka,” tuturnya.

Selain itu, Taufik juga menegaskan, bahwa selalu perlu dilakukan lima aspek pendidikan di bidang intelektual, sosial, moral, mental, dan kecerdasan spiritual.

“Untuk mencapai aspek ini perlu dukungan dari masyarakat dan keluarga sehingga anak-anak kita tidak dengan mudah terkena pengaruh orang lain,” tandasnya.

Belakangan, kisah pergerakan NII kian marak diberitakan. Organisasi tersebut sengaja menargetkan kaum pelajar, baik mahasiswa maupun siswa SMA, untuk bergabung ke dalam organisasi itu.

Modus yang dilakukan biasanya dengan meminta orang untuk menjadi responden penelitian. Dari situ pelaku mulai menjalin komunikasi hingga pada pembicaraan seputar agama dengan memenggal ayat-ayat Al-Quran. Pelajar yang akhirnya masuk ke dalam organisasi itu pun kerap kali menghilang dari rumah, mencuri barang, hingga menarik diri dari pergaulan.

Briptu Eka Frestya Ingin Jadi Model

Brigadir (Polisi) Satu Eka Frestya adalah salah satu duta Kepolisian RI dalam menjalankan tugas mendekatkan korps dengan masyarakat. Melalui televisi, ia dan sejumlah rekannya kerap tampil menyampaikan informasi lalu lintas.

Paras manis Eka membuat wajahnya mudah diingat orang. Keayuan perempuan 23 tahun itu dilengkapi pula dengan, menurut pengakuan dia, keberanian dan kesukaan pada tantangan.

Yahoo! Indonesia mewawancarai Eka Frestya di kantor National Traffic Management Center Kepolisian Republik Indonesia, Jl MT Haryono, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu. Ia bercerita dari alasannya menjadi polisi hingga tipe cowok impiannya.

Yahoo! Indonesia (Y!): Kenapa Anda mau menjadi polisi?

Eka Frestya: Jadi polisi itu seru. Ada banyak tantangan, dan pekerjaannya pun nggak monoton. Bisa ke sana ke sini juga.

Y!: Apa pengalaman yang paling seru selama menjadi polisi?

Eka: Menangkap penjahat (tersenyum).

Y!: Wow! Bisa cerita seperti apa ketika itu?

Eka: Waktu itu saya bertugas di Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta. Kami memang bekerjasama dengan Bea Cukai. Ada laporan, ada TO (Target Operasi—red), lalu kita selidiki. Kemudian didapati ada barang yang dicurigai sebagai narkotika. Lalu kita tangkap saat itu.

Y!: Sebelum di NTMC, Anda sudah pernah bertugas di mana saja?

Eka: Setelah dilantik tahun 2006, saya bertugas di Polda Metro Jaya. Di Direktorat Samapta untuk patroli kendaraan roda empat. Lalu di Polres Bandara, pertama saya dinas di pospol terminal 3 menangani masalah TKI. Kemudian pindah ke pariwisata, pindah lagi ke protokol pejabat Polri dan bagian narkoba. Barulah ke Ditlantas Polda Metro Jaya.

Y!: Kalau boleh memilih, ingin ditugaskan di kesatuan mana lagi selain lalu lintas?

Eka: Kalau disuruh memilih yah, maunya sih di Krimsus (Direktorat Reserse Kriminal Khusus—menangani kejahatan ekonomi dan cyber) atau mau di (Direktorat) Narkoba.

Y!: Kenapa Anda memilih kesatuan yang terkesan penuh dengan kekerasan?

Eka: Saya suka tantangan. Saya juga nggak takut, karena mental kita kan sudah dilatih. Saya memang menikmati bertugas di lapangan.

Y!: Semenjak menjadi presenter di Metro TV, merasa menjadi pusat perhatian ketika jalan di tempat umum, di mal misalnya?

Eka: Kalau saya nggak ya. Karena kalau jalan-jalan kan nggak pakai seragam. Mungkin masyarakat nggak ngeuh.

Y!: Pacar bagaimana menanggapi Anda menjadi presenter TV?

Eka: Saya belum punya pacar lhooo (tertawa).

Y!: Oh, jadi belum punya pacar. Tapi ada yang mendekati, dong?

Eka: Kalau yang PDKT ada sih. Lihat aja, kalau nggak sreg yah kita hanya berteman saja. Nggak ada salahnya kan berteman dulu.

Y!: Cowok impian Briptu Eka yang seperti apa sih?

Eka: Cowok yang baik dan yang bertanggung jawab.

Y!: Hobinya apa jika sedang tidak bertugas?

Eka: Saya senang naik gunung, main jestki juga. Saya biasanya seminggu sekali main jetski.

Y!: Kalau tidak menjadi polisi, ingin memilih profesi apa?

Eka: Saya mau jadi model (tertawa)!

Y!: Sudah ada yang menawarkan untuk menjadi model, main sinetron atau MC?

Eka: Belum ada sih. Kalau ada pun, untuk menunjang tugas nggak apa-apa. Tapi kalau di luar dinas harus izin dengan pimpinan.
_______________
Nama: Eka Frestya
Lahir: 15 Juli
Karier: Dilantik menjadi Polwan pada 2006 dan kini bertugas di Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya

Kronologi Bom Bunuh Diri di Cirebon

Peristiwa ledakan bom yang terjadi di Masjid Polres Cirebon, Jumat (15/4/2011) menewaskan seorang pria yang diduga sebagai pelaku peledakan bom. Sekitar 25 orang yang menjadi korban akibat ledakan tersebut masih menjalani perawatan di rumah sakit, satu di antaranya Kapolresta Cirebon AKBP Herukoco.

Dari petikan wawancara dengan Kasat Narkoba Polresta Cirebon AKP Tri dan dari informasi yang dihimpun di lapangan, menyebutkan, peristiwa itu terjadi ketika sebagian besar umat muslim mulai memasuki masjid guna menunaikan salat Jumat. Keterangan sejumlah saksi mata yang ikut dalam jamaah salat, merangkum detik-detik meledaknya bom bunuh diri yang melukai puluhan orang termasuk, Kapolresta Cirebon, AKBP Herukoco.

Pukul 11.45 WIB: Jamaah mulai berdatangan ke Masjid At-Taqwa untuk menunaikan ibadah salat Jumat. Mayoritas jamaah merupakan anggota kepolisian Polresta Cirebon.

Pukul 11.55 WIB: Tertib salat Jumat mulai dilakukan. Selang lima menit berikutnya, khatib Jumat mulai berkhutbah. Seorang saksi mata, Anton menyebut, pria yang diduga pelaku saat itu tak terlihat di antara jamaah yang berada di dalam masjid. Kasat Narkoba Polresta Cirebon, AKP Tri menyebut pria berbaju hitam-hitam yang diduga pelaku saat itu berada di luar masjid.

Pukul 12.10 WIB: Khatib mulai menuntaskan khutbahnya. Jamaah bersiap melakukan salat. Sejumlah saksi mata menuturkan, pria yang diduga pelaku bom bunuh diri, masuk ke dalam masjid dan berbaur di dalam saf (deret salat). Pria yang diduga pelaku tersebut berada di saf ke-3 salat.

Pukul 12.15 WIB: Imam salat Jumat memulai salat Jumat berjamaah. Pun saat imam mengucapkan takbir, ledakan terdengar. Sejumlah orang terluka, seorang pria yang diduga pelaku terkapar. Sejumlah orang yang terluka dievakuasi.

Jamaah yang berada di saf kedua, ketiga, dan keempat berjatuhan dan menderita luka serius. Demikian halnya pelaku, dia langsung jatuh dan tewas seketika di lokasi kejadian dengan kondisi perut terluka.

Sementara itu, Kapolresta Cirebon AKBP Herukoco yang berada di saf terdepan juga ikut menjadi korban. Punggung Kapolresta terluka akibat terkena serpihan bom, seperti paku, baut, dan mur.

Belakangan diketahui, saat jenazah pria yang diduga pelaku bom bunuh diri diangkat, ditemukan adanya sebuah tas pinggang yang menggelayut pada sisi kanan perut korban. Dari luka yang terlihat, bagian perut sebelah kanan pria yang diduga pelaku tersebut memang terlihat menganga.

Salat Jumat di masjid tersebut akhirnya urung dilanjutkan. Puluhan korban luka, termasuk Kapolresta langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Demikian halnya korban selamat juga langsung dievakuasi dari masjid. Sementara jasad pelaku, masih terlihat berada di dalam masjid.

Kasat Narkoba Polresta Cirebon AKP Tri mengatakan, pelaku diperkirakan berusia 25 hingga 30 tahun. Tinggi berkisar 165-170 cm, mengenakan baju hitam, celana panjang hitam, jaket hitam, dan mengenakan sebuah tas pinggang.

Kronologi Kepulangan Lian ke Pangkuan Keluarga versi Polisi

Sempat menghilang selama empat hari, Lian Febriana (26), kini sudah berkumpul kembali bersama keluarga. Apa saja yang dilakukannya selama menghilang masih misterius. Namun polisi memiliki cerita saat Lian sudah berada di Puncak, Bogor, Jabar.

Hal ini dituturkan oleh Kanit Reskrim Polsek Cisarua, Kabupaten Bogor, AKP Iwan Wahyudi, kepada detikcom, Minggu (10/4/2011).

Kamis, 7 April 2011

Lian keluar kantor makan siang bersama 2 temannya. Lalu, Lian memisahkan diri. Lantas bilang ke temannya akan menjenguk temannya di rumah sakit. Hingga malam, Lian tidak pulang ke rumah di kawasan Rawamangun, Jakarta. Akhirnya, keluarga menunggu di rumah sambil menghubungi kerabat.

Jumat, 8 April 2011

Pukul 15.00 WIB, Lian datang seorang diri ke Masjid At-Ta’awwun, Puncak, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Dia menaiki mobil angkutan umum L 300 jurusan Cipanas-Bogor. Lian sudah mengenakan cadar dan mengaku bernama Maryam.

Sabtu, 9 April 2011

Pukul 11.00 WIB, pengurus DKM Masjid At-Ta’awwun mulai menanyai Lian tentang maksud kedatangannya. Karena terus-terusan menjawab lupa, pengurus pun curiga Lian hilang ingatan. Mereka kemudian membantu Lian dengan cara memberikan sederet angka, hingga akhirnya nomor telepon sang suami muncul.

Pukul 12.00 WIB, warga menelepon suami Lian dan menjelaskan keadaannnya yang sudah lupa ingatan. Suami mengaku tak kenal dengan Maryam namun kemudian bercerita tentang istrinya yang hilang. Setelah cocok, warga meminta suami Lian datang ke masjid.

Pukul 15.00 WIB, suami Lian beserta keluarga datang ke masjid At-Ta’awwun. Namun Lian sempat menolak mereka karena tidak kenal. Beberapa kali dibujuk, Lian pun tetap enggan kembali pulang.

Minggu, 10 April 2011

Pukul 04.00 WIB, Lian bersedia pulang bersama keluarga setelah dibujuk oleh beberap kiai setempat. Hingga saat ini, Lian masih shock dan perlu mendapat perawatan dari keluarga. Polisi pun masih menelusuri siapa orang yang membawa Lian dan mencuci otaknya hingga lupa ingatan.

Kitaro, Tua tapi Tetap Perkasa!

Jam sudah menunjukkan pukul 20.15 WIB, tetapi Kitaro yang ditunggu-tunggu belum muncul di panggung. Penonton pun mulai gelisah. Mereka bertepuk tangan tanda tak sabar ingin segera menyaksikan musisi gaek asal Jepang itu di Jakarta Convention Center (JCC) pada Kamis (7/4/2011).

Akhirnya, setelah menunggu 10 menit, tepat pukul 20.25 WIB, lampu panggung dimatikan, awak Kitaro muncul disertai tepuk tangan panjang penonton.

Saat lampu menyala kembali, tampak di panggung belakang terdapat dua taiko ukuran besar dan beberapa timpani serta seperangkat drum. Di panggung bagian depan berjajar tiga perangkat set keyboard.

Tanpa kata pembuka, Kitaro langsung membuka pertunjukan dengan lagu “Sanctus-Waterphone-Guzheng-01w (Keiko)”. Bunyi synthesizer mengalun dengan nuansa mistis, disertai suara genta. Dan, bagai kesatria samurai, Kitaro menggerakkan tangan kirinya seirama deru suara angin dari keyboard yang dimainkannya bersama dua pemain keyboard perempuan yang mendampinginya. Tak lama Kitaro di papan musik itu, selanjutnya dia mencabik-cabik sitarnya. Maka, tergelarlah nuansa pegunungan dengan pepohonan pinus berembun yang tertiup angin berembus lirih.

Kitaro pun mulai membangun suasana dengan lagu “Fire, Pan Flute (an/f)” dan “Wind and Wafe”. Pada “Fire Pan Flute”, Kitaro memainkan gitar senar 12 yang bergemerincing, lagu ini berproses dari lembut, sebelum akhirnya mulai menggelegak menuju klimaks, saat semua peralatan seperti drum, biola, gitar elektrik, dan keyboard mulai dimainkan.

Dua nomor cantik tersebut sungguh masih menempatkan Kitaro sebagai musisi dunia terdepan. Lelaki gondrong itu tak latah mencampuradukkan berbagai instrumen yang aneh-aneh. Rasanya, Kitaro tahu betul bagaimana mengolah musiknya yang berbasis musik tradisi Jepang menjadi komposisi yang bisa dinikmati oleh seluruh umat manusia. Idiom musik barat dari gitar, biola, dan keyboard tidak lantas menjajah musik etnik Jepang yang diusung Kitaro sejak mengawali solo karier pada tahun 1977.

Nama Kitaro yang diberikan kepadanya oleh teman-temannya dari tokoh film kartun Jepang, Kitaro, pun langsung mengukir namanya melalui dua album pertamanya Ten Kai dan From the Full Moon Story. Itulah tonggak awal kedatangan Kitaro di ranah musik dunia. Namanya kian berkibar saat dirinya membuat theme song untuk seri film NHK Silk Road.

Seusai lagu “Caravan” serta permainan perkusi Kitaro dan pemain drum, pria kelahiran Toyohashi, Prefektur Aichi, Jepang, 4 Februari 1953, itu membawakan “Free Flight”. Komposisi ini menawarkan keluasan suasana, diperkuat dengan permainan tata lampu yang indah. Kitaro tampaknya paham betul dengan tuntutan penonton. Pada usianya yang tidak muda lagi, Kitaro tetap memiliki kesadaran untuk memberikan sajian, bukan saja permainan musiknya yang ekspresif, melainkan dia juga mengeksplorasi gerak tubuhnya sesuai suasana yang dibangun melalui musiknya. Berkali-kali tangan kirinya membentuk gerak seperti ombak, kadang mirip kepak sayap burung, kadang dengan ekspresif dirinya memimpin tempo para penggawa musiknya di panggung.

Pertunjukan pun kian terasa mendaki saat Kitaro menyajikan “Sky and Ocean”, langit dan laut. Pria yang kala SMA menyukai musik soul dan rhythm and blues itu mulai menawarkan suasana mencekam di intro lagu, lalu ia pun memukul-mukul taiko secara ritmis sambil berteriak panjang. Koda lagu ini benar-benar mencapai klimaks yang menggetarkan lewat bunyi taiko yang ritmis digenapi teriakan panjang penuh tenaga.

Tentu saja, yang ditunggu-tunggu oleh penonton yang memenuhi tiga perempat bangku di JCC itu adalah lagu “Matsuri”. Melodinya yang manis membuat lagu ini di awal pemunculannya pada tahun 1990 langsung diterima oleh penikmat musik Indonesia. Terlebih, kala itu stasiun televisi swasta pertama Indonesia, RCTI, nyaris tiap hari memutar klip video lagu “Matsuri”.

Menjelang lagu terakhir, ia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang telah membantu Jepang setelah negeri itu dihantam gempa dan tsunami. Meski usia Kitaro telah 58 tahun, tetapi rasanya tidak ada yang berubah pada penampilan dirinya ataupun sambutan penonton Jakarta seperti kala menyambutnya 15 tahun yang lalu. Dalam suasana syahdu, Kitaro membuka lagu pungkasan “The Light of Spirit” dengan tiupan harmonika. Pertunjukan selama satu setengah jam itu pun berakhir dengan hikmat. Usia senja ternyata tak berarti apa-apa bagi Kitaro. Gairahnya dalam bermusik dan memberikan keindahan bagi kehidupan membuatnya tetap bertenaga dan dicintai oleh penggemarnya.

Sekolah Jangan Coba-coba Dongkrak Nilai!

Kelulusan siswa SMA/SMK sederajat mulai tahun ini merupakan gabungan dari nilai ujian nasional dan ujian sekolah dengan perbandingan bobot 60:40. Jika ada tindakan curang dengan mendongkrak nilai ujian sekolah, maka sekolah yang melakukan hal tersebut akan dikenai sanksi.

“Nilai ujian sekolah bisa dihapus (nol) dan sekolah yang bersangkutan masuk daftar hitam,” kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh seusai melakukan inspeksi mendadak ke Percetakan Balai Pustaka, Sabtu (9/4/2011) di Pulo Gadung, Jakarta.

Selain melihat hasil ujian nasional (UN), kelulusan siswa mulai tahun ini juga diberikan dengan memerhatikan nilai ujian sekolah serta nilai rata-rata rapor semester III, IV, dan V.

Titik rawan

Nuh mengatakan, percetakan merupakan salah satu titik rawan kebocoran soal UN. Untuk mengantisipasi kemungkinan hal itu, pada setiap soal telah dibubuhkan kode khusus yang hanya diketahui orang-orang tertentu dari Kementerian Pendidikan Nasional, pengawas, dan percetakan.

“Jika ada soal yang bocor, maka hal itu mudah ditelusuri karena ada kode khusus. Bisa diketahui pula soal yang ‘bocor’ itu soal asli atau bukan. Yang penting masyarakat jangan terjebak spekulasi bahwa ada soal bocor,” kata Nuh.

Selain antisipasi kebocoran soal, juga dilakukan antisipasi terhadap kecurangan melalui lima tipe soal dengan tingkat kesulitan sama. Dari 20 siswa dalam satu ruang kelas, hanya akan ada empat siswa yang mengerjakan soal yang sama.

“Ini untuk meningkatkan kredibilitas UN semata. Teknis pengaturan soal random,” kata Nuh.